Selasa, 28 September 2010

Celana Ketat Berdampak Buruk Bagi Organ Reproduksi Pria

Celana ketat tidak hanya menjadi tren bagi kaum perempuan, karena banyak juga pria yang menggunakannya. Ternyata celana ketat ini juga bisa berbahaya bagi kaum laki-laki, terutama bagi organ reproduksinya.
Celana ketat mungkin merupakan pakaian yang paling tidak nyaman digunakan, namun tetap saja pakaian jenis ini banyak digemari oleh masyarakat. Selama ini hanya diketahui bahaya celana ketat bagi perempuan, tapi celana ketat ini juga berbahaya bagi kaum laki-laki.
Seperti dikutip dari Askmen, terdapat berbagai alasan bagi orang untuk menghindari penggunaan celana ketat. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, celana ketat juga sangat tidak praktis digunakan dan dapat mempengaruhi produksi sperma.
Alat reproduksi laki-laki berada di luar tubuh, sehingga dipengaruhi oleh keadaan di sekitar dan pakaian yang digunakannya. Jika seseorang menggunakan celana ketat, maka akan membuat suhu disekitar alat reproduksinya menjadi meningkat dan tentunya akan mempengaruhi produksi sperma.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan celana ketat dalam jangka waktu panjang bisa menurunkan produksi sperma secara drastis. Hal ini disebabkan menggunakan celana ketat akan membuat suhu di sekitar testis akan menjadi lebih tinggi (panas) karena adanya tekanan dari celana tersebut.
Padahal testis manusia tidak dapat berfungsi dengan baik kecuali suhunya lebih dingin dari bagian tubuh lainnya. Jika suhu testis dinaikkan hingga 98 derajat fahrenheit, maka sperma akan berhenti berproduksi. Ketika produksinya terganggu, maka dampak negatifnya bisa berbulan-bulan. Jumlah sperma dapat lebih rendah, kematian sperma serta mempengaruhi morfologi dari sperma itu sendiri.
Seperti diungkapkan dr Eddy Karta, SpKK dalam konsultasi di salah satu media online, pemakaian jeans ketat berkepanjangan untuk jangka waktu lama memang tidak disarankan karena proses pematangan sperma membutuhkan suhu 1-2 derajat lebih rendah dari suhu tubuh sehingga dapat berlangsung baik dalam kantung skrotum/zakar. Jika memakai jeans ketat, hal ini menyebabkan skrotum tertekan ke atas yang selanjutnya meningkatkan suhu skrotum sehingga mengganggu proses pematangan sperma.
Dr Kurt Wharton, MD seorang ahli kesuburan menuturkan jika jumlah spermanya rendah, maka menggunakan celana boxer akan lebih baik daripada celana ketat. Mengenakan celana ketat untuk jangka waktu yang lama merupakan suatu kebiasaan yang buruk.
Selain penggunaan celana ketat, ada juga beberapa kondisi yang dapat mempengaruh produksi spema yaitu jika mengalami demam, berendam di air panas dan juga memangku laptop. (yc/askmen)

Minggu, 26 September 2010

Asal Usul Simbol Komputer

Pada saat Perang Dunia II para insinyur mengartikan angka 0 sebagai “mati” dan 1 sebagai “nyala”. Tahun 1973, International Electrotechnical Commission membuat logo berupa lingkaran yang ditusuk oleh garis, untuk menunjukkan keadaan siaga (stand by). Lalu, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) menganggap logo itu tak menggambarkan arti sebenarnya. IEEE lalu membuat logo itu mengacu pada tombol daya.

Para pengembang Mac sedang berembuk untuk membuat sebuah tombol spesial, tombol Command. Tadinya, tombol itu akan memakai logo Apple. Tapi, Steve Jobs kurang suka. “Terlalu banyak logo Apple di layar. Saya blenger!,” Andy Hertzfeld, salah satu pengembang Mac, mengutip Jobs pada saat bercerita kepada Popsci. Seorang artis digital Susan Kare melihat-lihat simbol-simbol internasional dan pandangannya jatuh kepada sebuah simbol yang menandakan ada atraksi di tempat berkemah. Simbol itu juga dikenal sebagai “perulangan Gorgon” dan dalam standar Unicode, arti simbol itu adalah “tempat simbol-simbol menarik”.

Ada raja dari Denmark yang juga dikenal sebagai ahli buah arbei biru–salah satu giginya berwarna biru–bernama Harald Blåtand. Logo Bluetooth yang dipakai saat ini merupakan perpaduan dari inisialnya. Blåtand juga terkenal karena menyatukan berbagai kepentingan politik dari kelompok yang sekarang dikenal dengan nama Norwegia, Swedia, dan Denmark. Seperti halnya fungsi Bluetooth saat ini: menghubungkan beberapa alat agar dapat berkomunikasi.

Logo USB seperti trisula, betul? Memang dari situlah idenya. Toh perangkat USB, seperti flash disk dan modem, juga ditusukkan seperti trisula. Bedanya, kalau ketiga ujung trisula berbentuk segitiga, ketiga ujung logo USB terdiri dari lingkaran, segitiga, dan segiempat. Ketiga bentuk itu menandakan kalau USB bisa dipakai oleh berbagai periferal.

Tombol Play memang tidak asli berasal dari komputer. Tombol ini ditambahkan ke keyboard sebagai fungsi multimedia. Pada tahun 1960-an, logo segitiga ini dipakai sebagai simbol tape deck. Arah segitiga menunjukkan arah putaran pita kaset.

Ada yang bilang simbol Pause ini merupakan modifikasi simbol Stop yang dibelah. Tahu kan kalau simbol Stop adalah bujur sangkar? Pendapat lain menyebutkan kalau tombol Stop ini berasal dari salah satu simbol dalam bagan elektronika, yakni simbol yang menunjukkan hubungan terbuka. Ada juga yang berpendapat kalau simbol berupa dua garis itu berasal dari notasi musik, penggalan (caesura).


Logo siaga (stand by) yang dibentuk dari angka 0 dan 1 dipakai untuk simbol tombol daya–di awal artikel sudah disebut. Nah, IEEE merasa bertanggung jawab mencari tombol baru sebagai logo siaga. Dapatlah simbol bergambar bulan. IEEE pun mengubah istilah “siaga” menjadi “tidur” alias sleep.


Simbol @ dipakai oleh para akuntan pada tahun 1885 sebagai singkatan dari “at the rate of”. Mundur lagi ke masa lampau, konon para biksu telah memakai simbol ini untuk pengganti kata “di” atau “kea arah”. Simbol ini dipakai dalam dunia komputer ketika seorang Raymond Tomlinson, programmer dari Bolt, Beranek & Newmann menggunakannya untuk memisahkan nama komputer (yang sudah terhubung ke jaringan) dari penggunanya.

Tahun 1995, para pengembang di Apple sudah selesai mendesain FireWire. Tapi, mereka belum mendapatkan simbol yang tepat untuk menggambarkan fungsi FireWire yang menawarkan kecepatan tinggi untuk perangkat audio dan video. Setelah beberapa saat, mereka berhasil membuat simbol yang memiliki tiga cabang. Ketiga cabang itu mewakili video, audio, dan data. Awalnya simbol FireWire berwarna merah, tapi tanpa alasan yang jelas, warna simbol berubah jadi kuning.

Simbol ini disebut “bola pantai” yang menandakan “kematian” (spinning beach ball of death–SBBOD). Inilah logo yang muncul di Mac ketika ada sebuah program yang hang. Apple secara resmi menyebutnya sebagai “spinning wait cursor”. Asal mula simbol yang dipakai di kursor ini masih jadi misteri. Tapi, bila dirunut, simbol ini merupakan evolusi simbol yang lebih dulu dipakai Apple, yakni simbol jam tangan.

Menurut desainernya, David Hill dari IBM, simbol ethernet menggambarkan adanya jaringan komputer yang sedang aktif. Kotak-kotak dalam simbol tersebut, yang disusun tanpa hierarki, menyimbolkan komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan.

sumbernya...

Kisah Berbahasa Sanggau (serta pesan moralnya)

Penulis    : Amrin Zuraidi Rawansyah


PENGANTAR:
Dari lubok ati paling dalam, beterima kasih kepada gala sanak menyadik yang dah maca bagian NEMULA. Banyak yang morik apresiasi (apai “apresiasi” dalam bahasa kita, nok? Kalau penapat, koti? Asa ah nyak yang palink somak ah. Entik ada sanak menyadik yang lobih tawu, mohon minta rela madah reti). Ada penapat madah telalu panyank ginak, atau telalu libar dlsb. Bagi kula, nyak sangat beroga. Semacam ceromin, sik kula tau kurang lobih dirik kenirik. Bayah jorak maca. Bayah jorak, supan dan jom sampai ati morik penapat. Piak gak entik ada sanak menyadik yang mada tereti gilak, atau lupak-lupak ingat tentang apai reti kata mengata, jantuh peranguh, antong aronk ah dan segala macam ah, tanyak jak em. Sekirak ah mada tepat ginak kula nerang ah, tetap ada kolak sanak menyadik lain nang mauk beduman penawu.
Atas semua penapat dan tama’an nyak, lagik-lagik kula ngucap terima kasih. Selamat maca…

Jadi piak em tih gala sanak menyadik. Suatu ari, di kala kita dudok di tepi pantai… eh, bak liat… penda apai-apai dah nemula am nyimpat merobat. Maap sanak menyadik. Togal… kula narik napas doluk…
Suatu ari, Pak Alui beniat ngabas gala entanam di bawas seborank kamponk. Teraher pogi, ada sekitar limak Jemat lalu. Mudah-mudah, piker Pak Alui, ada yang tau diamik. Gala pucok dan isik ubi, entimun, tronk prat, labuk aik, kunur, kusut ular, perengi… pokok ah gala entanam uma. Kula yang becereta, mada ulih notay sutik-sutik gala petanam. Sokut penyawak. Dan lagi sanak menyadik… (Sssst…! Bayah madah urank, ngah…tuk resia negara)… Pak Alui senirik, mada ngingat peresis, apai-apai jolu yang ditanam ah.

Koti bak em baka enya nak ngingat ah. Enya be-entanam, lain melain dari urank. Enti urank, kan saja bebonar be-entanam. Mulai dari milih bonih, encari tanah tunu yang bagus, sampai ke perkara maham sepat tebeat entanam nyak: ada yang bekali tanah, ada gak yang ditugal, ada yang cucok piak-piak jak am dan lain-lain. Nah, Pak Alui koti? Bonih entah apai-apai jak, dimasok ah dalam ragak, lalu barank ngari jak em ngamur ah. Ngadap kulu, kulu pamur. Ngadap kilik, kilik pamur. Ngadap ke aik, aik pamur… kepajah-pajah ah enya engkabur…

Selain nyak, enya ngabas bawas, gosak dah beropai ari tuk Umak Alui mesik pemansak lain. Robonk, pakuk, robonk, pakuk… daun ubi jak mada. Kebon ubi dan gala entanam Umak Alui di belakang rumah rorak rongka, rusak binasa, empadai pengidup baru sidak ah: kamink tiga ikuk. Sikuk benama Kelinton, putih bulu ah. Sikuk lagik betinak, putih mampih gak bulu ah, nama ah Dabalyubus. Sikuk terakher, itam kelantum, benama Embama. Entik Kelinton nyak, mudah am ngenal ah. Idonk ah bebeda dari kamink lain. Seja upa…maap sanak menyadik, kita ija jak em, ngah… idonk kamink benama Kelinton nyak saja upa e-en-ge-ka-u-ye-u-te. Kelinton saja paling hanal ngetal idonk ah nyak ke burik pangan ah. Entik Dabalyubus, paling tuju karoke. Eh, togal. Kamink karoke? Salah kula, Bo. Maksud kula paling tuju mangkas. Mangkas dalam basa kamink lah. Te-embek-embek. Apai lagik entik nomu jolu yang lobih alus, upa ucink, manongkh, tikus, semadak, amak dan lain-lain. Sedangkan Embama, empuk penyakik tuju ngerenyenk. (Sementara, kita totak. Kolak, ingat kih kula, bila-bila masa, nyereta The Adventures of Three Embek. Kesah-kesah masa kocik sidak, sampai sidak ah tau jadi pengingun keluarga Pak Alui. Temasok, koti siasat sidak dalam menghadapi asuk bosar benama Pebebe. Tuk, kita pulang doluk ke Pak Alui yang nak pogi ke bawas.)

Nyak em tih sanak menyadik… Robonk, pakuk, robonk, pakuk… sekali lagik… robonk, pakuk, robonk, pakuk… lojuk gak lidah Pak Alui. Maka ari tuk, tekad Pak Alui, apai pun tejadi, tejadilah. Sekirak ah mesik nomu gala jolu nang patut kai engkayuk, mauk temauk em ngangkut gala daun lamank, gala kemibik atau pucok rosam. Ah, entik ada urank teheran-heran ngapai upa piak baka jolu kai pajuh, padah kih jak em nyak adalah jenis-jenis pemajuhan ekstreem kuliner. Selesai. Mesik urus.
Dah ngematut dirik dengan pesen dan stel pocak pemogi, Pak Alui siap pogi ke bawas. Mada kelupak tangui, amingkh, bakak, ragak, ketoro, kelayak, kisak, capanth, duak lamar goni turus ijau dan mako tepek. Di pingangh ah, tekobat parank kantingk (parank mada be-ulu). Belubah enya nurunt dirik ah dari rumah. Enya mada entawu, Umak Alui duak nyanak Alui di belakang rumah. Nalaw Dabalyubus yang empitaw nanok batang kelotok. Belubah enya nurunt tangak rumah, ngelalu lobuh, nurunt tangak kenamingkh, niti pantai aik, niti panti dan sampailah enya ke jamanth.

Sampai di jamanth, baruk enya kerayak. Nai perawu ah? Ronong ke laut jamanth, mesik. Ke darat jamanth, mesik. Pantai aik, mesik. Waeee…lerrr… baik kah mada, tuk?...

Inang-inang konak curi…

Inang-inang beranyut…

Inang-inang ada sidak makai, pi mada bepadah…

Copat-copat Pak Alui ngelotak gala baban gala pebawak.
Di ronong ah lagik bebonar, antong-antong yang malar kai enya ngobat perawu. Mesik petunyok, mesik petana. Emhhh…entik dicuri, sopai pencuri ah? Ngapai enya sampai encuri? Duak sopai enya nyual ah? Beropai roga ah? Di onay sidak bejual beboli? Ada beteken-teken jom? Yang jadi saksi jual boli nyak sopai? Pakai apai yang moli nyak nawur ah? Duet tunai ataukah kuitansi?

Entik beranyut, sampai konai? Sampai kilik kamponk atau sangkut di tolok? Atau sampai di kamponk-kampong kamat ilik nun? Sopai yang nomu ah? Ketawu mada yang nomu bahewa perawau nyak empuk aku? Entik mada ketawu, ke sopai enya betanyak? Apaikah enya betanyak ke urang yang tawu atau yang mada entawu? Entik ketawu, apaikah enya diam-diam jak ataukah tegorak ati ah mulank ke aku? Entik diam, sampai bila enya diam? Hoahhhh....emmmhhh... Entik mulank ke aku, apaikah enya minta tobus? Bila enya nak nobus ah? Dengan sopai enya nobus ah? Apai jolu kai petukar nobus? Sangup jom aku nobus ah? Entik mada sangup, koti cara encarik kata keputus?

Entik minyam, sopai? Ngapai mada bepadah? Apaikah urank nyak ada urus yang sesak? Nah, urus apai yang sampai sesak upa piak? Tekonak tekaik tesangkut paut dangan penyawak kah? Sopai yang ada urus dangan penyawak? Ada apai dangan penyawak ah nyak? Sakik kah enya? Sakik apai? Hoahhhh....emmmhhh... Dah pelamak ah? Baru kah benaun? Kalak be-entama mada? Entik kala be-entama, duak sopai? Konak mada gala ramu pengobat dengan gala cutak pomang cuca jampi ah? Entik ajom konak, ngapai ajom betanyak bepaham duak aku? Memang ah aku tuk panai becuca ngobat urank? Teros terang, mada tau kuh. Bagus kitak nanyak urank lain jak em yang lobih paham, yang ada elmu penawu…bayah duak aku kitak nanyak jolu upak piak. Bonar, bah. Bukan aku bolek. Mada tawu kuh ngobat urank. Entik kita ajom pecayak, bak kitak nanyak anak bini kuh. Alui sonangkh batok jak mada tau ku ngurus ah. Penawu kuh, borik pel ponay. Nyak jak em. Hoahhhh....emmmhhh... Hoahhhh....emmmhhh... Marik tih, kalak Alui konak amak…blabla…molas mantaw ah… blabla… saja komangkh bigik ah… blabla… blabla…blabla….zzzzz…..zzzzzz….zzzzz…
Sampai ati, sanak menyadik. Gosak miker mesik perawu di jamanth, Pak Alui sampai tegalai-galai. Tegalai-galai maham, sampai tetiduk-tiduk. Tetiduk-tiduk, sampai beguruh pasuhhh…



Annn… gala sanak menyadik, piak jak em doluk cereta kita. Bayah hawater. Masih tubikontinyut. Kula belopa. Nak “….zzzzzz….” doluk. Tongah malam tuk. Bigik mata dah betungkat pakai penguris. Tapi sependa kula tiduk, ada hal penteng tekonak cereta di atas. Hoahhhh....emmmhhh... Ada hikmah yang tawu kita amik. Urank jeman tuk ada gak nang madah sebagai pesan moral. Apai posant moral cereta Pak Alui yang ilang perawu?...
Annn…saja bonar am sanak menyadik. Sepakat kula dengan apai penapat sanak menyadik tadik. Apai yang dipadah sanak menyadik tadik, Hoahhhh....emmmhhh... seja sama peresis dengan apai yang ada di dada kula. Sama peresis dengan apai yang dah di ujonk mulut kula, nyaris disobut, amper tejantuh. Bahewa posant moral cereta tuk, mesik lain mesik bukan, entik kita ilang perawu, bayah nak miker aneh-aneh. Pajah tiduk di jamanth. Bayah em miker gilak. Sampai bila pun, entik kita ilang perawu, tetap sutik am antonk kita betanyak. Tanyak jak em duak engkurak. Ajomkah ada dalel mengata: “kura-kura dalam perahu”...?

Sabtu, 25 September 2010

Few about Composition in Photography

Get your subject out of the center
That's it. No complicated mathematical equation here. Get it out of the center. It's that simple. Most cameras have centered focusing brackets or "targets" in the viewfinder. When the focusing area is in the center of the frame, we tend to aim the "sights" at our target, a.k.a. subject. This is called the Bull's Eye Syndrome.

Getting the subject out of the center of the frame makes for a more interesting picture. Okay, why? Greek artists discovered that the human eye tends to rest on certain points in an image, and they considered this natural movement "the concert of the eye." Imagine a grid in the viewfinder, such as a tic-tac-toe pattern: two lines evenly spaced across and two lines evenly spaced down. Where the lines intersect is where the eye tends to focus. As the grid breaks up the frame into sections of three, this is called The Rule of Thirds. By placing your subject on one of these intersecting points, the eye can look at the center of interest, then feel free to move around the image to look at the rest of the photograph. A sense of movement is created.

The ancient Greeks were passionate lovers of thearts and sciences. They analyzed how we look at art and what makes art interesting or boring. Static, centered subjects keep the eye focused, even trapped, right in the middle. By providing an opportunity for the eye to move around the image, people found the art more interesting.
This movement of the eye is critical to making a boring, tourist shot into something that makes people say "Wow!" Take a moment and look at a picture you have on your wall. Or grab a magazine and just look at some graphic image. Watch the path your eye takes. First it zooms in on something of interest. Then it wanders over here and wanders over there. Does your eye feel locked in one place? Or does it just keep wandering all over the place? Does it zoom to one thing, then bounce to another, and bounce back to the first and back to the second? You feel like you're watching a tennis match. Or does your eye race all over the image, looking at everything and never standing still. After a while, you feel a little seasick, right?
Our eye likes to roam, but it enjoys a good rest once in a while. By putting your subject in one of those four intersections of the rule of thirds, you now offer the eye something to look at and places to roam.

Line it Up on the Horizon
Humans prefer things in their proper places and looking like they should. We have expectations that water runs down, trees grow up and the earth may be a ball but it looks flat from where we stand. Be careful in threatening those expectations.
One of the common expectations often threatened is the rule of a straight horizon. Excited about a beautiful sunset or landscape, we tend to forget to make sure the camera is level along the horizon. A tipped horizon can give a sense of sea sickness. Take time to lined up your horizon with trees growing straight up and the water running down hill, if that is your goal.

Horizontal vs Vertical
The camera has two formats to choose from: horizontal or vertical. The most popular is horizontal. Is it popular because it looks best? No. It’s popular because that is how cameras are made to be held, flat across our faces.

Manufacturers make the tripod screw mount to accommodate that format by putting it on the bottom of the camera body. Is it the best composition? Not always. Tall trees are best photographed vertically. There is a feeling of height and power. Landscapes may look best as a horizontal, but not always. Try both ways to see which you like when you get your film back, then decide. It’s an artistic choice, so use it.

Simplification
Simplify, simplify, simplify. Keep your images simple and they will have a greater strength and artistic concept. Learn to see the distractions and eliminate or minimize them. It is easy to stand there and try to get the whole scene into your picture, but what is the point? Tell us what the story is about by giving us a summary, not the whole book. Go for the simple.

Getting Too Excited
Too often the cougar comes out of the bushes when we aren’t ready to take a picture. Still we grab the camera for a few shots. Then we tell ourselves that even if they don’t turn out, at least we will have recorded what we saw. We get them back to find that we actually saw a blur. It happens. No matter how exciting it is to have a bull moose stride past you, a seasoned photographer learns to prevent getting too excited by understanding how their equipment works, how it sees, and by honing their skills through practice, learning to trust their instincts.

source from:
A Basic Nature Photography Workshop
Presented by Brent and Lorelle VanFossen,
for more information you can visit
www.vanfossenpro.com or vanfossen@vanfossenpro.com

About Light Meters in Photography

Light meters are found inside your camera. Older meters are usually "center-weighted", meaning they read the amount of light within the center of the frame. Newer cameras usually offer more complex meters, allowing them to read the amount of light from many places within the frame. There is usually a box or circle in the viewfinder that designates the metering area. As the light changes within your metering area, your camera will give you some kind of indication of that change.
Meters are very simple tools. They cannot see color. Meters only read tonality, the darkness or lightness of an image. The meter looks at the light in the viewfinder and recommends an exposure by comparing the light pattern and quality with some kind of reference. Meters read the amount of light in and average it. The meter looks at the brightest spots and the darkest spots and says, "Let's be safe and put it in the middle.
This is fine, if you are after "average" toned images. Photographing dark black rocks, instead of getting black rocks, you would get gray rocks, as the meter would average the light to capture gray rocks. Photographing white snow, your film would come back as gray. The meter can't think "Oh, this is snow, so make it white." It can only "average". Understanding how the meter works is very important when photographing extreme or unusual lighting conditions. Let's explore it just a bit further.
There are four variables which can affect your camera's meter: the aperture on the lens, the shutter speed, the quantity of light available at the time you take your picture, and the brightness or tonality of your subject. Your camera already knows the aperture and shutter speed because you either set these manually, or you let the camera choose them. That leaves the quantity of light and the tonality of your subject - and your camera meter has no way to tell the difference between the two. If the sun goes behind a cloud, the quantity of light decreases, and your meter will register that change. In the same way, point your camera at a light colored rock, then point it at a dark rock, and the meter will tell you that the exposure has changed, even though the light has not.
Camera designers had to make a choice. What they chose was to calibrate the meter to accurately expose "middle-toned" subjects, those subjects neither light nor dark, but somewhere in between. The reference point they chose was 18 percent, roughly three stops brighter than black and three stops darker than white. A subject that reflects 18 percent of the light that strikes it is called a middle-toned subject. Probably the hardest technical problem photographers have to overcome is learning how to use their meter to make a properly exposed photograph. Since your camera's meter is calibrated to properly expose middle-toned subjects, it stands to reason that any subject that is not middle-toned will not be properly exposed. Here is the catch: Your meter does not tell you how to make a properly exposed photograph. It tells you how to make the thing you are metering come out middle-toned. If your subject is middle-toned in real life, then your exposure will be perfect. But unless we override our camera's meter, dark subjects and light subjects will also come out middle-toned. And that's not right.

Going Against the Meter
So how do we fix the problem? If we meter a light subject, like a snow-covered field, we know what the meter is going to do. It’s going to make the snow look middle-toned, or gray. We don't want gray snow, so we have to manually compensate by adding back in the light that the meter has told the camera to remove. We add extra light to the exposure of lightcolored subjects to make them appear normal in the photograph. And we do this by either opening the aperture or by slowing the shutter speed from the value that our meter tells us.
In the same way, suppose we are photographing a dark subject like wet tree bark or a dark rock. Our meter is going to try to make the bark look middle-toned. It tries to make everything we point it at look middle-toned. So we have to manually compensate by taking away the extra light that the meter has told the camera to add. We remove light (or add darkness) from the exposure of dark-colored subjects to make them appear normal in the photograph. And we do this by either closing down the aperture or by increasing the shutter speed from the value that our meter tells us.
Let's go over that again. Meter your subject. Compensate from what your meter tells you by adding more light for light-colored subjects or by subtracting light for dark-colored subjects. Take the picture. A handy phrase to help us remember this is: Add light to light, add dark to dark.

Bahaya Kemunculan Dark Fiber

Pada Oktober 2007, Google mengumumkan kalau mereka mencari implementor dark fiber networks di dasar laut antara U.S. dan Asia untuk kebutuhan bandwidth mereka. Dan Google juga telah membeli dark fiber dengan kuantitas yang sangat-sangat banyak. Konon kabarnya, Google saat ini memiliki Dark Fiber lebih banyak dari dark fiber perusahaan manapun di seluruh dunia.

Tentang Dark Fiber?
Kemunculan “dark fiber” dimulai dari adanya keberadaan sebuah data yang sangat besar. dalam hal ini yaitu Arizona State University (ASU) dan pusat riset genetic institute terletak berjarak 10 mil antara satu sama lain, Sehingga untuk melakukan sinkronisasi data jika menggunakan kabel tembaga, maka perbedaan datanya akan berjarak 7 hari sedangkan jika menggunakan dark fiber perbedaan datanya akan berbeda hanya sampai 1 jam. Hal itu dimungkinkan karena Dark Fiber memiliki kecepatan 8.000 Gigabytes/ jam atau 8 TB/jam.

Apa yang Akan Dilakukan Google?

Meski memiliki dark fiber yang sangat banyak di dunia, menurut informasi orang dalam, google sama sekali belum mengaktifkan dark fibernya tersebut. Jika Google mengaktifkannya maka Google akan mampu membajak dan memonopili semua lalu lintas internet, bahkan lebih jauh dari itu.
Dengan teknologi yang semakin berkembang dan kebutuhan bandwith yang semakin besar maka penyedia layanan Internet (ISP) akan berjuang untuk memenuhi tuntutan peningkatan bandwidth. Misalnya saja, saat ini situs penyedia download film semakin bertebaran di internet, begitu juga streaming online televisi dan video, dan download lagu/mp3.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu jelas diperlukan peningkatan bandwith besar-besaran. Hal itu bisa dilakukan dengan implementasi Dark Fiber yang memiliki kecepatan 8.000 Gigabytes/jam

Google Menguasai Internet Dunia
Ketika ISP mencapai kapasitas mereka, mereka tak punya pilihan lain kecuali meminta bantuan kepada Google. Dengan dark fiber yang dimilikinya, google akan mengatasi semua keterbatasan bandwith dunia.
Bahkan, Google tidak hanya akan memonopoli lalu lintas internet, dengan dark fibernya, maka Google akan menjadi perusahaan telepon, perusahaan TV kabel, sistem stereo dan digital video recorder untuk rumah kita semua. Hal itu sangat mungkin terjadi. Dan Google pun akan menguasai dunia.

Kapan Akan di Aktifkannya?
Kita tidak akan pernah tahu. Maka bersiap-siaplah jika suatu saat nanti kehidupan kita akan sangat bergantung pada Google.

sumber 1
sumber 2

Tips Nonton Youtube Tanpa Buffer (repost)

Cuma sekedar berbagi aja. Bagi Anda-anda semua, kadang pasti merasa kesel, jenuh, males kalau udah buka youtube, eh pas mau nonton vidio bufferingnya lama. Di bawah ini ada beberapa cara buat mempercepat buffering saat nonton vidio (pengalaman pribadi gw, udah di coba di situs lain juga maknyus). So, tinggal ikuti aja cara-cara di bawah. Gak ribet kok. Kalau masih ngelag juga, itu bisa dari berbagai faktor. (bisa liat di sumbernya, ntar dicantumin).

1. Pertama-tama, SANGAT DISARANKAN bagi para pengguna internet nonton video hanya lewat Firefox, karena kalau nggak, cara ini gak bakal jalan maksimal...

2. Donlot dulu AddOn Firefox, namanya "GREASEMONKEY" dari web ini: https://addons.mozilla.org/en-US/firefox/addon/748

3. Lalu buka ini: http://userscripts.org/scripts/show/33042, dan pencet tombol install, nanti ada kotak, pencet tombol install lagi... (ini skrip Youtube Enhancer)

4. Lalu Lalu buka ini: http://userscripts.org/scripts/show/26062, dan pencet tombol install, nanti ada kotak, pencet tombol install lagi... Itu skrip buat kalau suatu saat ada update-an script Youtube Enhancer, nanti muncul peringatan dibagian atas Firefox-mu. (nanti install update jadi otomatis..tinggal pencet install aja..gampang)

5. Nah, di bawah video ntar muncul tulisan view in very low quality (flv), nah itu DIPENCET!!! Abis itu, ada angka 640, 960, dan lain-lain. Itu untuk merubah ukuran video. Ada gambar tengkorak, itu untuk menghentikan buffering. Dan ada juga tombol lampu supaya latar youtube jadi gelap. Tapi yg wajib dipencet biar bufferingnya cepet yaitu tombol view in very low quality (flv).

6. Kalau udah mencet tombol view in very low quality (flv), lihat di kanan bawah, ada kotak buffering kan? Nah, itu udah jalan brarti POWERFUL BUFFERING-nya..haha. ENJOY!!! Kalau koneksinya dewa, pencet yang high quality atau yang medium juga tak apa, gak maksa! hehe...

7. Mau ngilangin kotak gede di kanan bawah yg tulisannya buffering (kotak dari speedbitnya)? KLik kanan di kanan bawah yang icon speedbit, lalu pencet setting, lalu jangan centangin "show now accerlerating message".

hokeh...rebes dah...

nb : Program speedbit itu gratis, tapi kalau dapet activation code yang premium, speedbit bisa meningkatkan speed video disaat kita menonton video youtube dgn HD quality (kualitas tertinggi).

Masih ada cara yang lainnya nih, siapa tau bisa bantu. (rekomendasi dari gw sih, kayaknya gak perlu diikutin beberapa cara di bawah ini. Karena terkadang justru membuat koneksi kita jadi lemot. Tapi, gak ada salahnya mencoba. Kalau gak nyoba, gak bakalan tau mana yang bener atau yang ngga).

1. Menggunakan DNS Google.  Tujuannya buat mempercepat ping youtube ke komputer kita (orang lain udah pada ngbuktiin, gw belom. hehe..).
caranya: Buka control panel -> Network Connection -> Local area network (double click local area network yg connected) -> klik properties -> doble click tcp/ip -> klik use the following dns address -> masukin preferred: 8.8.8.8 -> masukin alternate: 8.8.4.4

2. Menggunakan YOUTUBE "Feather" Beta. Tujuannya buat mempercepat ping/LATENCY youtube ke komputer kita (orang lain udah nyoba, gw masih belum juga..hehe!).
caranya: Buka link ini: http://www.youtube.com/feather_beta lalu pencet: Join the "Feather" Beta.

"catatan: Tidak semua video youtube bisa dipake feather, tapi kayaknya video dibawah 15 mb, bisa pakai ini. Tapi gw coba di beberapa video yang gak bisa di-feather, efeknya tetep kerasa. makin sangat cepat. Untuk mengecek apakah feather sudah BERAKISI, coba buka video ini (harus video ini, karena video ini bisa feather): http://www.youtube.com/watch?v=QjA5faZF1A8&fmt=5 Nanti cek deh di kanan bawah halaman video youtube itu, ada tulisan warna ijo yang menandakan feather sudah aktif."
tambahan:
1. Kalau misalnya windows yang gak pakai SpeedBit dibandingin sama linux, lebih cepet linux bufferingnya. Tapi kalo windows dipake-in SpeedBit dibandingin sama linux, masih lebih cepet Windows. (Berdasarkan orang lain dengan linux fedora yang fresh install)

2. Berdasarkan penelitian orang lain (saya juga), justru dengan firefox yang diutak atik about:confi-nya (settingan config firefox) seperti:
- network.http.pipelining
- content.notify.interval
- content.notify.ontimer
- content.switch.threshold
- dan lain-lain
MALAH MEMBUAT kinerja SPEEDBIT-NYA SEMAKIN MELEMAH !!! (aneh, tapi sudah dibuktikan)

3. Kalo Anda pakai speedbit+ByWifi atau ditambh dengan program buffering lainnya, malah tambah lemot! So, pake speedbit aja. (promosi)

4. Settingan Run -> system.ini kalo diutak atik, malah melambatkan buffering. Jadi, biarkan saja apa adanya.

Cukup sekian aja dulu, sorry cuma bisa copas tapi seperti inilah sebagian besarnya. Kalau mau lihat selengkapnya di sini bos..

Contoh Kasus dalam Fotografi


Kebakar (Burning)
Kebakar atau dalam istilah fotografi disebut burning adalah masalah yang sering kita jumpai pada hasil pemotretan. Masalah ini adalah ketika film atau foto setelah dicetak, dalam gambar terlihat ada sebagian gambar yang hilang karena adanya warna tambahan yang tidak diinginkan tercetak pada gambar tersebut. Hasilnya seperti kita memotret sesuatu tetapi ada sebagian gambar yang tertutup oleh warna gambar seperti api yang menutupi sebagian hasil foto kita. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kebocoran pada kamera yang mengakibatkan cahaya masuk kedalam film yang ada dalam ruang kedap cahaya pada kamera tersebut sehingga cahaya tersebut terekam oleh film dan hasil cetaknya seperti itu. Untuk menghindari hal ini terjadi rawatlah kamera dengan baik, hindari pengambilan foto pada cahaya yang terlalu terang.

Cahaya Bias (Flare)
Sering kita jumpai pada hasil pemotretan adanya warna tambahan yang tidak terlalu kental (samar-samar) pada gambar yang telah tercetak. Warna ini bisa bermacam-macam seperti merah, biru, kuning, dan lain-lain. Dalam istilah fotografi disebut flare atau cahaya bias (pembiasan cahaya). Ini bisa terjadi karena adanya cahaya yang masuk kedalam lensa kamera. Hasilnya pada gambar adalah adanya warna yang yang tidak terlalu kental (samar-samar) kerana terjadi pembiasan cahaya oleh lensa kamera yan mengakibatkan warna tambahan pada gambar. Tapi bebarapa fotografer kadang-kadang menggunakan hal ini untuk memperindah hasil foto sehingga hasilnya seperti efek grafis pada foto. Untuk menghindarinya gunakanlah pengaman pada lensa kamera.

Sekilas Tentang Jenis-jenis Fotografi

  • Fotografi Jurnalistik (Journalism Photograpy)
Fotografi Jurnalistik adalah foto yang khusus menampilkan foto-foto yang mempunyai nilai berita, bisa berupa benda, atau situasi kehidupan manusia yang menarik perhatian umum karena aktualitasnya (news) sebagai berita yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan dan menimbulkan rasa ingin tahu.
(Kamus Fotografi karangan Bram Nejad)

Menurut pengertian Hick, foto jurnalistik adalah suatu berita yang disajikan dalam bentuk foto atau bisa diistilahkan sebagai suatu kejadian yang ditampilkan dalam “bahasa” gambar.

  • Fotografi Pernikahan (Wedding Photograpy)
Fotografi Pernikahan adalah fotografi yang mengkhususkan diri pada pengabdian momen-momen atau peristiwa pernikahan. Untuk menekuninya diperlukan pemahaman teknik fotografi, pencahayaan (lighting) serta adat dan tata cara pernikahan.
(Kamus Fotografi karangan Bram Nejad)

  • Fotografi Arsitektur (Architecture Photograpy)
Fotografi Arsitektur yaitu cabang fotografi yang mengkhususkan pada objek-objek arsitektur dengan pendekatan dokumenter, seni dan komersial.
(Kamus Fotografi karangan Bran Nejad)

Fotografi Arsitektur merupakan hasil karya dokumentasi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan Dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imajinasi, abstaksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat.
(Ari Purwanting : arsitek, penulis, dosen dan ibu rumah tangga)

  • Fotografi Fashion (Fashion Photograpy)
Fotografi Fashion adalah fotografi yang khusus mengabdikan foto busana dan perlengkapannya. Seorang fotografer fashion harus mampu memadukan busana dengan sang model agar menjadi gambar (foto) yang harmonis.
(Kamus Fotografi karangan Bram Nejad)

  • Fotografi Udara (Aerial Photograpy)
Fotografi Udara adalah fotografi khusus pemotretan udara. Bisa digunakan untuk keperluan pemetaan, survey atau pengukuran tata ruang dan pertanian.
(Kamus Fotografi karangan Bram Nejad)

Fotografi Udara adalah kombinasi antara Wireless Technology, Remote Controlled dan Flying Ballon yang dipadukan dengan kretivitas, pengalaman dan inovasi dalam dunia fotografi menghasilkan jasa pemotretan udara yang mampu mendongkrak kesan, nilai dan arti lebih sebuah properti.
(sumber : www.dynton.com)

  • Fotografi Seni (Fine Art Photograpy)
Fotografi seni adalah fotografi yang digunakan khusus untuk mengekspresikan karya seni serperti layaknya kanvas dan kuas.
(Kamus Fotografi karangan Bram Nejad)

Sekilas Mengenal Templar dan Assasin

Templar bukanlah pasukan elit Kristen. Mereka itu lebih tepat disebut menyempal ke Kristen untuk memuluskan agenda mereka sendiri. Mereka juga menganggap kekristenan itu terlalu 'muda', sedangkan mereka sudah ada sebelum kekristenan lahir. Templar sebagai pasukan elit salib pada Perang Salib, mengalahkan Hospitaler yang lebih khusus bertugas merawat prajurit yang terluka di medan peperangan. Namun, templar yang dielu-elukan dunia Kristen ternyata tidak sehebat namanya, karena Templar berhasil dihancurkan oleh pasukan Islam yang dipimpin Salahuddin Al-Ayyubi pada Palagan Hattin di tahun 1187. Bahkan relik kayu salib suci yang diyakini merupakan tiang salib Yesus berhasil dihancurkan oleh pasukan Islam ini sehingga tidak lagi menjadikan manusia musyrik.
Soal pasukan elit Islam, Hasyasyin atau Assasin juga bukan pasukan Islam. Karena Assasin menghalalkan semua yang diharamkan oleh Islam, seperti menzinahi semua perempuan termasuk adik dan ibunya sendiri. Sejarawan Carole Hillenbrand yang non-Muslim saja dalam "Crusade" bahkan menyatakan jika Assasin ini telah bekerjasama dengan Templar dalam menjajah Yerusalem dalam Perang Salib pertama (1099). Assasin pula yang pernah mengancam akan membunuh panglima pasukan Islam, Shalahuddin al Ayyubi, namun tidak pernah dilaksanakan.
Orang-orang Hashashin adalah orang-orang Nizari Syiah Ismailiyah fraksi Nizāriyya (bukan pasukan Islam, Sebagaimana Hizbullah sekarang ini) yang terusir dari dinasti Mesir dan mengungsi ke Iran,Irak, Syria, dan Lebanon. Di sana mereka membangun perbentengan mereka. hashshashin juga dikenal sebagai "penghasil hashis (sejenis ganja atau dalam bahasa ilmiah adalah tetrahidrocarbinol)" oleh musuh-musuh mereka. Hashashin juga dikenal sebagai al-da'wa al-jadīda yang artinya adalah "doktrin baru" dan sekarang berhubungan dengan organisasi Fedayeen. Hashshashin bukanlah suatu kerajaan atau dinasti, mereka lebih dikenal sebagai suatu perkumpulan, atau banyak yang menyebut mereka sebagai "sekte".
Para Hashashin melawan muslim Dinasti Seljuk yang menentang keberadaan mereka. Metode membunuh mereka adalah dengan cara pembunuhan secara diam-diam, dan berlaku sebagai seorang Assassin (pembunuh), mereka menggunakan pisau yang disembunyikan, panah, sampai racun. Mereka membunuh setiap target dari para Seljuk secara diam-diam, dan terkadang, mereka membunuh target mereka di hadapan khalayak ramai dan terkadang juga, di mesjid, agar banyak yang dapat melihat.
Konon ada rumor yang beredar tentang Hashashin bahwa cara perekrutan yang dilakukan adalah dengan cara membuat sang calon percaya kalau dia sedang berada di ambang kematian (dengan drug, kemungkinan hashis atau sesuatu yang lebih kuat), kemudian, ia akan melihat dirinya berada di Firdaus dan dilayani oleh perawan-perawan. Padahal sesungguhnya, sang calon tidak meninggal, ia hanya dibawa ke suatu kebun yang indah, dan ia dibuat percaya bahwa kebun indah yang dilihatnya benar-benar firdaus.
Hashashin ini mempunyai benteng di Alamut yang artinya Istana Kematian di daerah Persia (Iran). Dan salah satu bukti keberadaan mereka tercatat dalam catatan perjalanan Marcopolo. Marcopolo sudah berkunjung ke Alamut dalam perjalanan nya menuju Selatan (Amerika sekarang). Pembunuhan diam-diam dalam membunuh targetnya, Hashashin biasanya menyamar. Lalu dengan pisau yang ditempatkan secara rahasia ditangan mereka, mereka menikam leher targetnya hingga targetnya tewas.
Metode bela diri yang mereka pergunakan adalah seni bela diri Janna yang mengandung teknik menyerang (striking), grappling (penyergapan), dan tendangan ke arah bawah (low kicks) yang membuat mereka menjadi pejuang yang lain dari yang lain. Dan kenapa mereka berbahaya. karena dengan jumlah mereka yang sedikit mereka mampu menakuti faksi Islam yang besar pada saat itu dan juga faksi di luar islam (Sama seperti para pasukan khusus sekarang ini). Pasukan Islam di jaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya merupakan pasukan yang sangat ditakuti oleh seluruh tentara dunia. Dalam waktu singkat mereka bahkan sudah membebaskan banyak wilayah di dunia dan sampai di gerbang kota Wina, Swiss. Namun konspirasi Yahudi Laknatullah dengan gerakan Zionisnya berhasil meruntuhkan kekhalifahan Turki Utsmaniah. Salah satu yang ikut mendorong keruntuhan Turki Ustmaniyah ini adalah Abdullah Bin Wahab dengan gerakan Wahabbinya.